Indahnya suara imam masjidil Haram dan Nabawi

Jernihnya suara Imam Masjidl Haram dan Masjid Nabawi tak lepas dari kecanggihan teknologi audio. Secara realtime tanpa ada jeda sedikit pun dari aslinya. Bukan saja di seisi dalam dan luar masjid saja. Bahkan, hingga ke jalan-jalan serta penginapan di ring satu, di setiap kamar dapat terdengar jelas pengeras suara yg dipasang di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Audio system yg dipakai oleh Masjidil Haram dan Masjid Nabawi adalah milik Sennheiser, sebuah worldwide manufacture company yg berfokus pada produk microphones, headphones and wireless transmission systems terbaik. Berpusat di Hanover, Jerman.
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menggunakan teknologi pengeras suara mulai pada masa kepemimpinan Raja Faisal ibn Abdulaziz AlSaud (1906-1975). Sebelumnya, teknologi pengeras suara ini dianggap bid'ah oleh kalangan ulama dan pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Raja Faisal ibn Abdulaziz, yg pada saat itu sedang gencar melakukan reformasi pemerintahan di Arab Saudi, kemudian mengundang ulama dari Mesir untuk turut mengajar di sekolah-sekolah dan universitas-universitas di Arab Saudi. Adanya asimilasi dan dialog dengan baik antara para ulama Arab Saudi dengan ulama Mesir yg ditengahi oleh Raja Faisal ibn Abdulaziz inilah kemudian memutuskan untuk membolehkan digunakannya pengeras suara di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi serta masjid-masjid di Arab Saudi. Qiyas hukumnya mengacu pada dibolehkannya penggunaan kaca mata untuk memperjelas, memperbesar penglihatan. Maka, speaker dan mikrofon adalah alat untuk memperjelas dan memperbesar suara.
Sejak diperbolehkan, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tercatat sebagai pengguna sistem audio terbaik di dunia. Tahun 2015, kedua masjid ini menggunakan 3.000 buah speaker. Dan seiring dengan perluasan kedua masjid suci ini, di tahun 2017 penggunaan speaker bertambah ke bangunan masjid yg baru dan juga jalanan.
Kalau sahabat bertanya, di manakah posisi mikrofonnya? Tentunya adalah di dekat posisi Imam. Dimanakah instalasi kelistrikannya? Tertanam di lantai dan antara dinding bawah Ka'bah. Sehingga, apabila shalat akan dimulai, ta'mir Masjidil Haram bersama Imam akan berjalan membawa mikrofon berwarna emas dari Maktab Imam di kawasan Bukit Shafa menuju ke depan pintu Ka'bah. Di dekat pintu Ka'bah tersebut kemudian ada sambungan (jack) untuk menghubungkan mikrofon kepada sistem audio. Demikian juga setelah selesai salam, bergegas ta'mir membawa mikrofon tersebut bersama Imam berpindah ke arah bukit Shafa lagi untuk menyolatkan jenazah jika ada. Jika tidak ada, maka ta'mir dan Imam akan kembali ke Maktab Imam untuk kemudian berdzikir dan shalat sunnah ba'diyah di sana.
Jika di Masjid Nabawi, mikrofon di letakkan di mihrab. Terkadang dibongkar pasang. Jika terpasang, maka akan ada petugas militer yg menjaganya.
Labbaikallahumma labbaik. Labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk. La syarika lak...

by.:Azzam Mujahid Izzulhaq

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah berdirinya negara Israel.